
Bercerita.. ada kah bercerita jalan peyelesaian, adakah berdiam penamat segala cerita, perungkaian yang membuat aku terpaku dan tertanya? sampai bila perlu berdiam? kapan untuk bercerita? satu saat pasti terbentang kain putih yang di tulis titik-titik hitam yang menceritakan rasa yang bergelora. aku taw aku xsebaik manusia yang suci dari dosa. tapi sampai bila aku perlu diam untuk terus diselubungi dosa, maka aku bercerita pada diri ku sendiri..
ku susuri jalan bertanah,
lumpur aku temui,
ku susuri jalan berturap,
batu aku jejaki,
luahan rasa,
duka lara d hati,
putus d telan api,
memakan diri sendiri
aku beri tangan,
untuk dibelai,
aku luahkan kata
sebagai pedoman
mengharap
bukan untuk simpati
tapi pembuka jalan yang berduri,
bercerita
dulu kini dan selamanya.
bukan pada buku,
atau kertas-kertas putih
tapi pada dinding yang serba canggih.
cukuplah untuk
menggangap mudah
hulurlah tangan,
hamparkan wajah,
menghadap tuhan yang esa,
walau tajam mana duri,
walau sekuat mana batu
belajarlah hormat
menghargai diri.
untuk pimpinan manusia.
penceritaan ku, di salah tafsir, bukan untuk mengaibkan diri tapi sebagai luahan ati untuk kita sedar dengan apa yang terjadi, salah kah bercerita? aku mula untuk sedar dengan kesilapan yang kita buat, tapi mengapa manusia menganggap cerita adalah racun diri. mungkin cara aku bercerita x sama seperti A. Samad Said, Usman Awang dan seperti sasterawan2 yang lain yang merungkai cerita dengan penuh isi dan intonasi dengan bahasa yang tinggi. tapi aku ialah aku yang hanya taw bercerita dengan luahan hati sendiri. aku memohon maaf pada ilahi pada manusia di bumi ini sekirannya aku x pandai menghargai, bersyukuri dengan pemberian dari ilahi dan mengaibkan manusia dini hari. semoga apa yang terjadi membuat aku tabah dan sabar untuk tidak mengulangi kesilapan hidup ku selama ini.
cerita : wandi/ums